Langsung ke konten utama

3 Tahap Mendesain Brand Identity

Tahap pertama untuk mendesain visual indentity yaitu research dan design brief

Ketahui tentang positioning, apa nilai dan manfaat brand terhadap konsumen. Pada tahap ini harus sepenuhnya cukup (sesuai kebutuhan, tergantung besarnya perusahaan) ketika nanti menjadi design brief. Karena ini bagian krusial dan sebagai penuntun dari projek secara keseluruhan. 

Berikut ini beberapa contoh daftar pertanyaan yang bisa ditanyakan kepada klien. Contoh berikut bisa dikembangkan berdasarkan kebutuhan

1. Bagaimana brand dirasakan untuk melawan kompetitor? Dengan kata lain, apa yang membedakan brand tersebut atas kompetitor pada produk yang sama?

2. Di mana posisi brand? Jawab dengan 5W 1H (what, whom, where, why, when, how) 

3. Siapakah audien/konsumen/pelanggannya? Di mana produk/jasa tersebut bisa kontak dengan konsumen? Bagaimana cara kita membuat kontak tersebut supaya konsumen berpikir, merasakan dan ambil tindakan terhadap brand kita? 

4. Apakah nilai dan kepercayaan yang brand harus punya tentang bisnis dan misinya terhadap dunia? Jika brand adalah seseorang, bagaimana sifatnya? Bagaimana ia terlihat, bersikap, dan berkata?

5. Apakah yang konsumen dapatkan dari brand kita? Apa visinya?

6. Pertanyaan lain yang bisa diajukan misalnya tentang : kesadaran market, persepsi terhadap brand, kebiasaan komsumen dan perubahannya.

Sekali lagi pertanyaan di atas masih bisa berkembang lebih kompleks sesuai dengan kebutuhan. 

Jawaban atas pertanyaan di atas akan menjadi design brief atau deskripsi singkat. Selain itu, dalam deskripsi singkat tersebut juga ada timeline/deadline, budget, format file, contoh logo dan sebagainya. Semakin detail semakin bagus.

Keterangan lebih detail tentang design brief bisa dibaca di 99design dan Just Creative


Tahap kedua membuat logo, identity & guidelines

Bagaimana kita akan menggambarkan brand secara visual? Bagaimana seharusnya identitas brand secara keseluruhan terlihat?

LOGO. 

Ada banyak cara untuk memulai membuat logo. Tapi kita akan melihat kebanyakan desainer memulainya dengan menggambar puluhan atau mungkin malah ratusan gambar logo di atas kertas. Proses untuk mendapatkan konsep di atas kertas dan membuat variasi dari ide tersebut akan lebih mudah membuka cara atau ide baru. Dengannya lebih mudah menemukan solusi daripada memulainya di komputer. Setelah mendapatkan yang sekiranya tepat baru kita proses secara digital. 


IDENTITY SYSTEM
Identity system (sistem identitas) biasanya dibuat setelah logo sudah jadi. Tujuannya untuk membentuk bahasa visual yang sistematis di sekitar logo. Biasanya disuguhkan dalam contoh penggunaan logo dan elemen sekitar logo. 

Style Guidelines. 
Atau secara sederhana disebut pedoman brand. Ini berisi pedoman penggunaan logo, sistem typeface (jenis tulisan), palet warna, pedoman layout dan sebagainya. 

Guidelines adalah sumber yang digunakan sebagai pedoman dalam mendesain. 

Contohnya bisa dilihat di sini  

Tahap terakhir, monitoring. 

Yaitu monitoring dan rebranding.

Setelah brand identity diluncurkan, penting untuk dipantau dan peduli terhadap hal itu. Terlepas dari itu, seiring waktu, jika target audiens anda bergeser atau pasar berkembang, atau produk dan servis berubah mungkin itu saatnya untuk rebranding.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Format File yang tepat untuk Cetak

Sebelum ke jenis file, kita harus tahu dulu jenis file grafis yg dihasilkan, apakah berupa ilustrasi atau vektor, foto, teks dan gambar, atau sekedar teks saja, dst. Setelah itu kita juga harus tahu tujuan file dibuat, atau output produksi yang ingin dihasilkan dengan file tersebut, contohnya: untuk dicetak di kertas atau garmen, atau sekedar dijadikan slide show, dst. 1. Vektor, Ilustrasi 2D, Teks: .png (paling tepat) atau .gif (lebih kecil tapi hanya 256 warna)  2. Unggah (Upload) di Web: .jpeg atau .png 3. Siap Cetak (Printing):  ▶️ .pdf (recommended, format warna harus CMYK dan 300 dpi),  ▶️ .tiff (ukuran file besar),  ▶️ .png (tinta RGB),  ▶️ .jpeg (utk cetak biasa, not recommended) Sumber : https://desainerhaus.com/2017/07/10/memilih-dan-menyimpan-dengan-format-file-grafis-yang-tepat/ https://bangunjayaprint.wordpress.com/2019/02/13/tips-menyiapkan-file-cetak-final-artwork-fa/

Bins, Smart Bins dan Power Bins di Davinci Resolve

Untuk mengorganisasi media sumber (source), Davinci Resolve 16 mempunyai 3 jenis yang disebut Bins . Yaitu Bins, Smart Bins dan Power Bins . Ketiganya ada di kolom sebelah kiri bagian bawah. Bins ini akan sangat membantu kita ketika media sumber yang kita gunakan ada banyak.  Yang pertama  Bins,  yaitu tempat untuk mengorganisasi atau mengelompokkan media dalam sebuah project . Dengan Bins kita bisa membuat folder untuk mengelompokkan video berdasarkan apa yang kita inginkan. Gunakan shortcut ctrl+shift+n untuk membuat folder/bins baru.  Selanjutnya Smart Bins , yaitu bins yang bisa mengelompokkan media secara otomatis sesuai dengan yang kita inginkan. Smart Bins terkelompok berdasarkan metadata. Jadi sebelumnya kita perlu mengisi metadata di kolom inspector .  Yang terakhir Power Bins . Yaitu Bins  seperti biasa yang bisa kita pakai di seluruh project Davinci Resolve. Secara default menu ini tidak terlihat. Untuk memunculkan buka menu View dan cari bag...

Prinsip repetisi / pengulangan dalam desain

Prinsip ini menggunakan objek yang sama atau sejenis secara berulang dalam desain. Repetisi menjadikan efek rasa kesatuan dan keberlanjutan dalam desain. Repetisi bisa digunakan untuk membuat ritme, yang bisa membantu mengarahkan user sesuai dengan keinginan kita. Selain menggunakan objek yang sama, repetisi bisa juga menggunakan style atau gaya yang sama untuk beberapa objek dalam desain. Dalam identitas brand, repetisi bisa digunakan untuk membuat karakter brand. Dengan pengulangan gaya yang sama, sebuah brand akan lebih mudah diingat. Dengan demikian repetisi bukan hanya membuat konsumen mengingat, tapi juga membuat mereka nyaman karena familiar dengan repetisi dari brand. Selain pengulangan dalam suatu desain dan beberapa desain dalam brand, kita juga bisa melihat lebih luas lagi tentang repetisi ini dalam tren desain. Tren desain bukan berarti kita mendesain yang sama atau menjadi tidak original. Tapi tren desain tersebut menjadi inspirasi kita untuk berkomunikasi dengan audien be...